Kalutnya sangat pekat namun tumpuhannya semakin kuat.
Tersadar atau tidak, kiranya ada berbagai pesan dan makna dari orang yang datang dan pergi dalam kehidupan, entah dalam waktu yang singkat ataupun yang hadirnya sepanjang hayat.
“Ndo, kebahagiaan datangnya juga lengkap dengan kesedihan”
Kiranya pesan itu yang saya paling ingat di tahun 2023, dengan berbagai macam lika-liku drama kehidupan untuk menumbuhkan jiwa yang lebih mapan.
Melekat
Sudah berapa lama luka itu melekat dalam jiwanya, sampai hatinya mati rasa dan tubuhnya merespon dengan lonjakan gula darah. Bagaimana awalnya, sampai semuanya terasa kebas dan terus melekat sampai akhir hayatnya.
Merawat
Sudahlah, biarkan hal itu terus melekat sembari merawatnya dengan penuh welas asih walaupun rasa sakit menyayat. Jangan tanyakan opsi lain, selain merawatnya walaupun intuisi yang tidak nyaman hadir sebagai isyarat.
Lantunan Ayat
Sudah waktunya untuk ucapkan kata pisah, terasa berjalan begitu singkat namun rasanya begitu khidmat. Melepaskan yang melekat, dan merawat nasihat sampai waktu terakhir mengucap syahadat. Tak perlu wasiat, karena hanya lantunan ayat yang ijabat sebagai teman yang erat di akhirat.
“Indah itu tak selalu ada, senang itu sementara. Jika senang jangan terlalu, jika sedih jangan terlalu”
Satu dari banyak hal yang patutnya saya renungkan, sebagaimana saya tergempur sebagaimana saya diberikan kelapangan untuk terus bertahan, di tengah kalutnya situasi yang sungguh mengusik hati dan logika.
Saya tidak banyak mengingat bagaimana rasanya melewati hari-hari yang mengusik dan banyak menyita waktu istirahat. Kalutnya sangat menyiksa namun bukan pilihan terbaik untuk terus berlarut-larut dan tersiksa dengan rasa duka.
Jangan menggenggamnya terlalu erat maka akan terlepas dengan cepat, genggamlah dengan khidmat maka akan terus mendekat dan melekat.
“Setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya” Entah, pertama kali kalimat ini saya dengar di mana dan siapa yang mengucap, namun memorinya sangat melekat.
“Melepaskan yang melekat, walaupun hati terasa berat”
Terasa sangat penuh, bahkan saya lupa menyisihkan sedikit ruang untuk diri sendiri. Hanya sekadar untuk menghabiskan waktu memandangi lalu lalang kendaraan dan mendengar riuhnya isi kepala.
Sungguh saya dalam keadaan sadar melalui masa pekat kekalutan tersebut, mungkin melepaskan adalah rangkaian panjang dari proses penerimaan untuk berdampingan dengan rasa sakit yang menyayat.