Memanggil Memori

Diyah N.
3 min readMar 16, 2024

--

Merayakan kembali momen menyenangkan yang berujung kenangan.

Photo by RODRIGO GONZALEZ on Unsplash

Siapkan hati dan perasaan-perasaan riang, meskipun tanpa status pasti dalam perjalanan ini, namun memorinya menghantarkan proses mengenal diri sendiri lebih dalam.

Saya berusaha begitu keras memanggil kembali ingatan saat perjumpaan pertama di pertengahan tahun 2022 lalu. Betul. Sebagai gadis yang “agresif” tentu agenda tersebut merupakan insiasi saya, yang kemudian disepakati bersama.

Siapa yang selalu tidak sabar untuk membagikan cerita sehari-hari di malam hari? Ya! Saya. Entahlah begitu juga untuknya atau tidak. Siapa peduli.

Photo by Eugenia Clara on Unsplash

Selalu ada perasaan-perasaan yang tak pernah bisa jelaskan, ketika menghabiskan waktu bersamanya. Sederhana, namun cukup membuat saya merasa penuh dengan wawasan musiknya yang tidak biasa, setidaknya untuk saya sebagai orang awam yang hanya mengenal aliran musik pop saja.

Sifatnya ramah, mungkin itu yang membuat siapa saja yang bertemu dengannya bisa segera terpikat. Meskipun begitu dalam lukanya, namun tidak memudarkan sisi welas asihnya. Ditambah lagi dengan segudang kisah dan pengalaman hidup sebagai perantauan.

Semalam saja sudah cukup bagi saya untuk mengenang masa-masa tersebut. Memanggil kembali memori tersebut melalui alunan lagu dari Olsky — Duduk Berdua.

Duduk Berdua by Olski on Spotify

Kita berbagi cerita, kau hiburku dengan tawa, sambil memandangi ruas kota yang penuh lalu lalangnya

Samar-samar masih teringat hari itu, kami habiskan untuk berkeluh kesah urusan kehidupan yang melelahkan ini, ditemani dengan lalu lalang kendaraan di sekitaran Jatinegara hingga sore menjelang, seakan ingin terus mengulur waktu dan terus berbagi kisah pilu. Aneh, kenapa bisa kami bertahan sampai saat ini dengan ujian hidup yang ribut di kepala setiap hari, namun nyatanya telah berhasil ditaklukkan. Hebat!

Saya tidak sedang bersedih, tidak menyesal, namun ada perasaan hangat dan cukup penuh di dalam hari-hari saya yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Belajar menerima kebaikannya, belajar mendengarkan, belajar kembali melepaskan.

Sepertinya akan menjadi salah satu perjalanan yang cukup membuat saya belajar kembali untuk sama-sama menghargai keputusan dan memaknai arti dalam menjalin hubungan. Bukan hanya sekadar urusan romansa, namun lebih luas dan kompleks untuk memahami bagaimana membangun relasi dengan sekitarnya.

Photo by Farrel R. S. on Unsplash

Barangkali menjadi sebuah jamuan yang cukup mewah bahwa kehadirannya bisa membawa saya ke perjalanan lainnya dalam mengenali diri lebih dalam.

Waktu yang diluangkannya, dan beberapa momen tercipta tanpa rencana. Semua sudah sesuai dengan ketetapannya. Masa di mana saya membutuhkan sosoknya, mungkin juga untuknya. Terima kasih.

Saya berharap “kami” bisa memaknai perjumpaan ini sebagai momen yang nantinya bisa kembali dipanggil sebagai pengingat proses dalam perjalanan dan pendewasaan dalam hidup.

--

--